Mengintip Kemegahan Terminal Pulo Gebang yang Tak Kunjung Beroperasi

Terminal Pulo Gebang. MI/Immanuel Antonius.

Jakarta: Sejak mulai dibangun tahun 2010, Terminal Terpadu Pulo Gebang belum menunjukan aktivitas selayaknya terminal bus. Kondisi terminal yang dibangun di atas lahan seluas 12,6 hektare itu masih sepi dari penumpang maupun hilir mudik bus.

Hingga saat ini, bangunan seluas 5,4 hektare itu telah berdiri megah di pinggir Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR/Jalan Tol Lingkar Luar). Atap bangunan yang didominasi warna biru mudah dikenali pengendara.

Brandconnect
Pelesir ke 5 Destinasi Wisata di Brisbane dalam Sehari
Penampakan perencanaan pembangunan Terminal Pulo Gebang. MTVN/Damar Iradat.

Terminal yang digadang-gadang sebagai terminal terbesar se-Asia Tenggara itu dibagi ke dalam empat gedung. Dari data yang didapat Metrotvnews.com, Gedung A diperuntukan sebagai area istirahat awak dan supir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan luas 996 meter persegi.

Kemudian, Gedung B dengan luas 1.842 meter persegi dijadikan sebagai area ruang tunggu penumpang dan area keberangkatan bus AKAP. Gedung ini memiliki sembilan pintu, ditambah dengan jumlah jalur untuk 28 unit bus.

Sementara itu, Gedung C diperuntukan sebagai area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota dan berbagai fasilitas lainnya. Gedung C memiliki luas 2.880 meter persegi.

Gedung C memiliki lima lantai. Lantai satu diperuntukan sebagai tempat komersial. Kemudian, lantai mezzanine ditujukan sebagai tempat loket-loket perusahaan otobus (PO) menjual tiket.

Di lantai dua khusus untuk penumpang yang menunggu keberangkatan difasilitasi dengan televisi plasma dan pusat charger telepon genggam. Sedangkan di lantai tiga, rencananya dikhususkan untuk pusat jajanan, dan lantai empat untuk kantor UPT dan PO bus.

Lanjut ke Gedung D, gedung ini dijadikan sebagai area keberangkatan dan kedatangan bus TransJakarta. Gedung D memiliki luas 409, 15 meter persegi.

Terminal Terpadu Pulo Gebang diperuntukan bukan hanya untuk aktivitas naik turun penumpang. Sejak awal, terminal juga diperuntukan untuk aktivitas komersil.

Rencananya, dalam terminal ini juga bakal dibangun dua area pusat perbelanjaan. Pertama terletak di sisi utara terminal dengan luas 5.000 meter persegi, dan di sisi selatan dengan luas 4.000 meter persegi. Area komersil ini juga akan didukung oleh keberadaan 150 unit kios yang diperuntukan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).

Kepala Satuan Pelaksana Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang Nofiesa F Pinem mengatakan, terminal akan didukung berbagai fasilitas, seperti bangunan masjid yang terletak di lantai 1, area parkir, dan fasilitas pengelolaan lingkungan hidup.

"Selain itu, kami juga ada ruang laktasi, atau ruang menyusui bagi ibu serta rencananya akan ada ruang baca," kata Nofiesa saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis (9/6/2016).


Penampakan salah satu sudut Terminal Pulo Gebang. MTVN/Damar Iradat.

Bangunan empat lantai ini juga memiliki berbagai fasilitas penunjang seperti 10 unit lift, 20 eskalator, tujuh titik tangga darurat, serta 81 ruangan toilet yang tersebar di 21 titik. Selain itu, ada pula 71 unit CCTV, 54 unit TV plasma, dan tiga unit videotron.

Tak Kunjung Beroperasi
Rencana pengoperasian terminal terbesar seAsia Tenggara ini kerap molor. Salah satu alasan molornya pengoperasian adalah kesiapan pintu gerbang Tol Pulo Gebang sebagai akses langsung yang menghubungkan terminal dengan Tol JORR.

"Akses jalan itu kan persyaratan utama, tapi sekarang sudah selesai," kata Kepala Unit Pengelola Terminal Pulo Gebang Nurhayati Sinaga ketika ditemui Rabu kemarin.

Namun demikian, rencananya terminal akan segera beroperasi dalam waktu dekat. Sebab, gerbang tol yang dinanti-nanti kini telah rampung. Jumat, 10 Juni besok pun rencananya akan dilakukan uji coba lintasan untuk masuk dan keluar gerbang Tol Pulo Gebang.

Tidak beroperasinya terminal membuat sepinya aktivitas di sana. Pantauan Metrotvnews.com, Kamis siang tadi, tak ada pengelola PO dan penumpang yang terlihat di terminal. Di dalam terminal hanya terlihat beberapa petugas UPT dan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, serta sopir-sopir angkutan umum.

Beberapa sopir angkutan umum bahkan terlihat asyik tidur-tiduran di terminal. "Belum ada penumpangnya, kadang memang untuk tidur-tiduran saja," kata salah seorang sopir yang tak ingin disebutkan identitasnya itu.


Penampakan salah satu toilet di Terminal Pulo Gebang. MTVN/Damar Iradat.

Perawatan fasilitas terminal juga sedikit terbengkalai lantaran tidak kunjung beroperasinya terminal. Salah satu toilet yang dikunjungi, masih tercium bau pesing.

Tidak hanya itu, sebanyak 72 unit CCTV juga masih rusak lantaran tidak terawat dengan baik. Dari 72 CCTV yang rusak itu, pihak pengelola telah memperbaiki 52 di antaranya. (DRI)

SUMBER: Metrotvnews.com
Bagikan berita :
 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. BUANA POST.Com - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI