Suasana gedung pencakar langit di kawasan
sekitar Monas, Jakarta, Kamis (14/5/2015). Pemprov DKI Jakarta terus berupaya
menambah ruang terbuka hijau (RTH) yang kini jumlahnya masih di bawah 10
persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Jakarta - Sebagai ibukota negara dan pusat
bisnis, harga rata-rata tanah di Jakarta masih yang tertinggi di Indonesia.
Lokasi, infrastruktur, aksesibilitas, dan kelangkaan lahan menjadi pemicu
meningkatnya harga tanah di Jakarta.
Survei yang dilakukan Indonesia Property
Watch (IPW) pada akhir 2015 lalu menunjukkan, lokasi dengan harga tanah
rata-rata tertinggi di Jakarta (masih) berada dalam kawasan elit Menteng,
Jakarta Pusat. Survei dilakukan di semua kawasan perumahan—bukan kawasan
komersial—di wilayah DKI Jakarta.
“Pergerakan harga di wilayah Jakarta Utara
dipengaruhi oleh Kelapa Gading dan Sunter, selain kawasan Pluit, Penjaringan,
dengan beberapa titik mengalami koreksi harga,” kata Ali Tranghanda, CEO IPW
kepada Rumah.com.
Jakarta Barat masih terus bergerak seiring
dengan aktivitas pembangunan di kawasan tersebut. Sementara Jakarta Timur masih
berada di urutan terendah, namun menyimpan potensi yang cukup besar lantaran
masih memiliki lahan yang cukup luas.
Berikut ini lokasi termahal di lima wilayah
DKI Jakarta:
Jakarta Utara
Perkembangan harga tanah di Jakarta Utara
dimotori beberapa wilayah seperti Pluit (Penjaringan), Kelapa Gading, dan
Sunter dengan harga tanah rata-rata tertinggi Rp 30,6 juta/m².
Harga tanah di Pluit pun mengejar Kelapa
Gading dengan kisaran Rp 18 juta-Rp 30 juta/m². Di beberapa titik, harga tanah
dapat mencapai Rp 35 juta/m², bahkan untuk lahan komersial bisa mencapai Rp 60
juta/m².
Wilayah Sunter yang berdampingan dengan
Kelapa Gading perlu mendapat perhatian. Meskipun secara rata-rata harga tanah
masih di bawah Kelapa Gading, namun di beberapa lokasi, harga mulai menyamai
bahkan sedikit melampaui Kelapa Gading.
“Sementara itu, pergerakan harga tanah di
Pluit dan Kelapa Gading relatif mulai melambat dan beberapa titik terjadi
koreksi harga, kendati masih dalam batas wajar,” ungkap Ali.
Jakarta Barat
Harga tanah rata-rata di wilayah Jakarta
Barat diperkirakan menyentuh Rp 25,6 juta/m², dengan harga tertinggi di
wilayah Puri Indah sekitar Rp 23 juta-Rp28 juta/m² (di beberapa titik dapat
mencapai Rp 30 juta/m²).
Wilayah Grogol Petamburan mempunyai harga
tanah lebih rendah, yakni Rp 13 juta-Rp 21 juta/m².
“Pergerakan pembangunan di kawasan Puri Indah
memberikan dampak atas kenaikan harga tanah di kawasan ini dan sekitarnya,”
imbuh Ali
Jakarta Selatan
Kawasan Kebayoran Lama di Jakarta Selatan,
masih mendominasi harga tanah tertinggi yang merupakan benchmark dari harga
tanah di Jakarta Selatan dengan harga tanah rata-rata tertinggi Rp 45,8
juta/m².
Wilayah Pondok Indah yang merupakan bagian
dari kecamatan ini, memiliki harga tanah Rp 43 juta-Rp 68 juta/m², bahkan untuk
kawasan golf bisa mencapai Rp 125 juta/m². Sementara itu, harga lahan Pondok
Pinang yang relatif dekat dengan Pondok Indah dapat mencapai Rp 30 juta-Rp 35
juta/m².
Jakarta Pusat
Tanah termahal di kawasan Jakarta Pusat
terdapat di kawasan elit Menteng dengan harga rata-rata Rp 66,7 juta/m².
Kendati demikian, ujar Ali, penawaran harga tanah dapat mencapai Rp 75 juta/m².
Di wilayah sekitar, yaitu di seputaran Jalan
Surabaya, tanah masih ditawarkan dengan harga Rp 45 juta-Rp 50 juta/m².
Jakarta Timur
Kawasan Pulomas yang termasuk dalam kawasan
Pulogadung, menjadi benchmark harga tanah di Jakarta Timur dengan harga
rata-rata tertinggi Rp 22,8 juta/m².
“Kondisi harga tanah terendah (di Jakarta)
yang disandang Jakarta Timur lebih dikarenakan banyaknya jaringan infrastruktur
yang belum terhubung lengkap dibandingkan dengan wilayah lainnya. Namun
demikian pergerakan terjadi di wilayah Pulo Gebang.
Dalam perkembangannya, wilayah ini mempunyai
prospek dengan pembangunan infrastruktur di sekitaran wilayah ini yang akan
mengangkat nilai tanah wilayah,” pungkas Ali. (Anto/Ndw) By Anto Erawanon
SUMBER: Liputan6.com