Ini yang Akan Dilakukan Ahok Jika Tak Terpilih Lagi Jadi Gubernur Jakarta


Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di ruang kerja Gubernur, di Balaikota, Kamis (22/1/2015). 

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ditanyakan oleh seorang perempuan dari SMA Diponegoro 1 di Balai Agung, Jakarta.
"Pak, gimana kalau nanti tidak terpilih lagi jadi gubernur di Pilkada 2017?" tanyanya.
Ahok diberikan pertanyaan saat melangsungkan dialog dengan ratusan siswa-siswi SMA Diponegoro 1, Jakarta Timur.
Ia bilang, bila ia tidak terpilih jadi gubernur di Pilkada DKI 2017, ia akan mengajak rapat gubernur yang baru setiap senin.
"Saya diganti itu Oktober 2017. Setiap senin kan ada rapat pimpinan, yang menang (menjadi gubernur) akan saya ajak untuk ikut rapat. Kecuali dia kafir-kafirin saya saat kampanye, nanti dia bilang masa duduk di sebelah kafir, saya juga enggak berani ngajak," ujar Ahok di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Ia mengatakan, gubernur yang terpilih untuk menggantikannya, akan lebih mudah melanjutkan pekerjaan Ahok.
Apa lagi penggusuran-penggusuran di Jakarta telah dilakukan di masa kepemimpinan Mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Saya sudah siapkan, BUMD itu harus go publik, data-data di DKI saya sudah transparansikan. Kita mau dorong yang LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara). 2016-2017, semua akan sempurna, siapa pun pengganti saya mudah untuk bekerja," ucap Ahok.
Sebelumnya, sejumlah paranormal yang tergabung dalam Komunitas Paranormal Jakarta Peduli Ahok (Kopaja Ahok) ‎melakukan aksi ruwat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (28/9/2015).‎
Saat melakukan aksi damai, paranormal didampingi dua perempuan cantik.
Satu diantaranya bernama ‎Novi. Ia mendampingi paranormal saat melakukan aksi ruwat.
Perempuan berusia 21 tahun ini, tergerak melakukan aksi karena menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu bagus.
"Bagus. Ahok tegas. Semoga saja apa yang diciptakan saat ini bisa lebih baik lagi," ‎kata Novi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (28/9/2015).
‎Selain Novi, dilansir tribunnews, perempuan cantik yang satunya lagi bernama Kamila Rasyha (27).
Ia berprofesi sebagai paranormal.
Kamila juga ikut meramaikan acara ruwat. Ia mengaku, ikut aksi karena suka dengan gaya kepemimpinan Ahok.
"Saya suka pemimpin yang tegas dan apa adanya. Selama saya di sini, belum pernah lihat pemimpin seperti ‎Ahok," ujar Kamila.
Dalam aksinya,‎ para perempuan cantik itu tampak membawa karton yang di antaranya bertuliskan Susah [nyari] Seperti Ahok dan Jakarta [masih] Butuh Ahok.
Untuk diketahui, aksi ruwat yang dilakukan Kopaja Ahok bertujuan untuk‎ membuang energi negatif yang ada di tubuh Ahok.
Energi negatif itu dipindahkan ke sebuah boneka berwarna cokelat.
Sebelumnya, sejumlah pejabat DKI disebut depresi karena banyak berkurang pendapatannya setelah menjadi staf.
Mereka kehilangan tunjangan yang nilainya cukup besar, sementara mereka memiliki cicilan kredit setiap bulan.
Kabarnya ada pejabat yang harus berkonsultasi dengan psikiater lantaran stres.
Kemudian bagaimana Basuki menanggapi kabar tersebut?
"Saya enggak bisa berkomentar banyak. Sekarang orang Jakarta yang depresi ada berapa banyak? 2/3 warga Jakarta depresi karena macet, banjir, dan pelayanan. Nah kalau pejabatnya depresi, kalau anda (pejabat) kerja baik-baik, anda enggak depresi kok," kata Basuki, di Lapangan Monas, Minggu (27/9/2015).
Basuki mengaku tidak asal menggonta-ganti serta memecat pejabat.
Perombakan pejabat yang dilakukan hampir tiap pekan, kata dia, merupakan buah pemikiran matang.
Selain itu, banyak pertimbangan yang membuatnya memecat seorang pejabat.
Basuki menegaskan tidak akan melepas jabatan seseorang ketika pejabat itu mampu bekerja dengan baik sesuai sumpah jabatan yang diucapkan.
"Sekarang Yusmada PU (Kepala Dinas Bina Marga Yusmada Faizal) saya ganti enggak? Enggak. Pak Heru (Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Heru Budi Hartono), Bu Tuty (Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati), Pak Lasro (Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun), Pak Edy (Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Edy Junaedy Harahap), Pak Kusmedi (Kepala Dinas Kesehatan), saya ganti enggak? Enggak, semua oke-oke saja kok," kata Basuki.
Basuki menampik pejabat-pejabat yang dipertahankannya itu merupakan pejabat yang mau menjalankan instruksi darinya.
Sebab, para pejabat itu memiliki tugas memberi pelayanan terbaik kepada warga.
"Tugas kamu kan membuat orang Jakarta menjadi baik. Sekarang kamu depresi kenapa? Karena kehilangan jabatan? Kalau kamu enggak mau kehilangan jabatan, kamu kerja yang benar dong. Kalau (honor) PHL (pekerja harian lepas) kamu mainin, ya terpaksa gue pecat," kata Basuki.
Mengutip Harian Warta Kota, banyak pejabat yang depresi karena kehilangan fasilitas yang selama ini diterima.
Para pejabat DKI yang biasa dimanja dengan tunjangan puluhan juta rupiah itu tiba-tiba kehilangan fasilitas itu.
"Padahal kan ada yang sedang kredit mobil, rumah, dan sebagainya. Karena tunjangan itu hilang, praktis mereka kelimpungan membayar cicilan kredit," kata seorang sumber tersebut.
Kekesalan dan kekecewaan pejabat yang distafkan juga karena mereka merasa telah berprestasi.
Pencopotan, kata sumber itu, terjadi karena tidak sejalan dengan atasan atau melakukan kesalahan yang akhirnya dijadikan staf.
Mereka menyebut ada beberapa pejabat yang diangkat Basuki juga pernah bermasalah.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan demosi atau penurunan jabatan sebanyak 201 pejabat.
Para pejabat yang pernah menduduki kursi eselon IV hingga eselon II itu, saat ini hanya diberdayakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Provinsi DKI Jakarta. (*)

SUMBER:  TRIBUNJABAR.CO.ID
Bagikan berita :
 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. BUANA POST.Com - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI