YOGYA - Berpredikat sebagai Kota Wisata, Kota Pendidikan serta Kota
Budaya, membuat Yogyakarta memang istimewa.
Tak berlebihan kiranya bila
masyarakat Yogya dan setiap orang yang datang ke kota ini mendambakan
kenyamanan.
Salah satunya melalui ketersediaan
moda transportasi yang mampu mengakomodir kepentingan tiga bidang yang
disematkan untuk kota Yogya, yakni bidang wisata, pendidikan dan budaya.
Apresiasi patut diberikan pada
pemerintah kota Yogya tatkala menyediakan bus Trans Jogja yang awalnya
digadang-gadang bisa menjadi moda transportasi yang nyaman dan aman.
Sayangnya keberadaan Trans Jogja
bagi sebagian masyarakat dirasa belum cukup menjangkau titik-titik terdekat
fasilitas publik, khususnya objek wisata.
Saat ini, Yogyakarta mempunyai
momentum bagus dengan label kota istimewanya yakni sebagai kota pendidikan,
budaya dan wisata.
Apapun yang dilakukan harus bisa
menjawab ke tiga hal tersebut sebagai temanya.
Salah satunya dengan transportasi.
Bagaimana bisa menyediakan moda transportasi yang bisa mengakomodir ketiga
bidang tersebut.
Seperti apa yang dilakukan kota
Boston misalnya, sebagai kota yang bertema utama pendidikan, semua diarahkan ke
bidang pendidikan.
Mereka pun memiliki transportasi
yang mengakomodir bidang pendidikan.
Seperti juga Singapura, mereka fokus
pada jasa. Sistem angkutan umum yang dulunya pada tahun 1970-an seperti Kota
Jakarta saat ini, perlahan secara konsisten bisa mewujudkan moda transportasi
yang sanggup memfasilitasi aktivitas perdagangan bisnis dan sekaligus wisata.
Harusnya Yogya bisa berpikir seperti
Singapura. Mereka konsisten dengan masterplan yang sudah dibuat, mereka
memindahkan hunian tak jelas masuk apartemen, pemukiman dipusatkan, sehingga
mempermudah penyediaan sarana dan prasarana, seperti transportasi.
"Kita mendorong ke sana, biar
benar benar terwujud keistimewaan kota Yogya," tukasnya.
Selain angkutan yang bersifat
publik, kita pernah punya kajian tentang angkutan umum yang sudah ada, misalnya
seperti andong dan becak.
Kita mendorong pemerintah mulai
mengubah cara pandang, becak dan andong jangan hanya dijadikan angkutan biasa,
kita berikan tema, kita buatkan cerita yang menarik, kita buatkan tempat yang
bagus.
Sehingga bisa menjadi transportasi
wisata yang unik dan berdaya jual tinggi.
Kita punya bayangkan dari Malioboro,
sampai Keraton adalah area pedestrian, disitulah nanti peran becak dan andong
sebagai transportasi wisata. Apabila diberikan tema, bisa menjadi angkutan
wisata, dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Saya sendiri lebih setuju,
pemerintah bisa menyediakan transportasi, misalnya trans jogja, tapi jangan
tanggung-tanggung, harus bisa mengakomodir tema kota Yogya yang tiga bidang
itu, wisata, pendidikan dan budaya.
Prinsipnya, mobilitas tak bisa
ditampung dengan jalan saja, pilihannya adalah ada angkutan utama, misalnya
kereta api, bisa trem, MRT atau lainya.
Sebenarnya seperti bus trans
jakarta, dioperasikan dengan model kereta api, jadi bisa dijamin waktunya
seperti kereta api. Kalau trans jogja masih bercampur dengan kendaraan umum,
jadi belum bisa, kapasitasnya juga masih kecil.
Ada wacana kereta gantung misalnya,
kita harus hitung kapasitas dan perannya sampai mana, jangan sampai fungsinya
tumpang tindih dengan moda transportasi yang lain. Dalam hal ini, peran
masyarakat juga penting, seperti Bali misalnya, sangat menarik, masyarakatnya
sadar bahwa pariwisata bagian hidup mereka.
Masyarakat diedukasi dengan baik,
Yogya harusnya juga bisa, masyarakat harus memahami bahwa pendidikan budaya dan
wisata itu adalah rohnya Yogya.
SUMBER: TRIBUNNEWS.COM


