Kebudayaan
BuanaPost.Com Jakarta, Sidang ke-10 Komite
Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Windhoek, Namibia, telah menetapkan
tiga genre tari tradisi di Bali sebagai warisan budaya takbenda dunia. Sidang
berlangsung pada Rabu siang (2/12/2015) waktu setempat. Tiga genre tari tradisi
di Bali (Three Genre of Traditional Dance in Bali) yang terdiri dari sembilan
tari tradisional Bali resmi dimasukkan ke dalam UNESCO Representative List of
the Intangible Cultural Heritage of Humanity, atau Daftar Representatif Warisan
Budaya Takbenda Kemanusiaan.
Kesembilan tarian tradisional tersebut adalah
Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tarian
sakral; Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang
digolongkan sebagai tarian semi-sakral; serta tari Legong Kraton, Joged
Bumbung, dan Barong Ket “Kuntisraya”, yang digolongkan sebagai tarian hiburan
(entertainment).
Inskripsi tiga genre tari tradisi di Bali
yang terdiri dari sembilan tarian Bali ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda
UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting
tarian tersebut. Diharapkan inskipsi tersebut juga meningkatkan kesadaran
masyarakat Indonesia akan nilai-nilai luhur tarian Bali serta semangat untuk
melestarikannya di masa mendatang.
Dengan inskripsi tari tradisi Bali tersebut,
maka Indonesia telah memiliki tujuh elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya
Takbenda UNESCO. Enam elemen yang telah terdaftar sebelumnya adalah Wayang
(2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan
Noken Papua (2012), serta satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik
(2009).
Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan
apresiasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam proses pengusulan Tari Bali
sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO. "Saya sampaikan apresiasi kepada
siapa saja yang telah turut berupaya memperjuangkan usulan Tari Bali kepada
UNESCO,” kata Mendikbud yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO,
saat membuka Kongres Kesenian Indonesia III di Bandung, Rabu (2/12/2015).
Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO
mengadakan sidang pada tanggal 30 November – 4 Desember 2015 di Windhoek,
Namibia. Delegasi Indonesia yang mempresentasikan tiga genre tari tradisi di
Bali dalam sidang tersebut adalah Duta Besar Indonesia untuk UNESCO atau Wakil
Permanen Delegasi RI untuk UNESCO, Tubagus Fauzi Sulaiman. Fauzi memberikan
penjelasan tentang tiga genre tari tradisi di Bali, didukung dengan slide show
beberapa foto tarian dari Bali, serta penampilan video singkat tentang
tarian-tarian tersebut. Ia mengatakan, sebenarnya Indonesia telah menyiapkan
penampilan Tari Bali secara langsung untuk ditampilkan di sidang, namun karena
kondisi tidak memungkinkan, maka bentuk presentasi diganti dengan menampilkan
video singkat. "Untuk menikmati tarian Bali sepenuhnya secara langsung,
silakan mengunjungi Bali, Indonesia," ujarnya dalam sidang.
Dalam sidang tersebut, 24 negara anggota
komite membahas enam nominasi untuk kategori List of Intangible Cultural
Heritage in Need of Urgent Safeguarding, serta 34 nominasi untuk kategori
Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Bersama
dengan Tari Tradisi Bali yang masuk dalam kategori Representative List of the
Intangible Cultural Heritage of Humanity, diinskripsi juga antara lain festival
api musim panas dari Andorra, Spanyol, dan Prancis; seni menunggang kuda
tradisional dari Austria; seni kerajinan tembaga dari Azerbaijan; musik
tradisional Marimba dari Kolombia dan Ekuador; serta seni pembuatan kimchi dari
Korea Utara. (Desliana Maulipaksi)
SUMBER: Kemendikbud