kompas.com
Sri Mudiah (52), salah satu kepala sekolah di
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah tertipu Rp 800 juta.
JAKARTA - Sri Mundiyah (52) seorang Kepala
Sekolah ?di Semarang memberanikan diri untuk melaporkan ke pihak Kepolisian
Polda Metro Jaya karena ditipu oleh sekelompok orang-orang Afrika.
Dia merasa orang terbodoh di dunia karena
bisa ditipu oleh WNA asal Afrika, Jenderal Hwande Paul yang diketahui warga
Amerika Serikat yang bertugas di Suriah menawarkan bisnis kepadanya.
"Saya adalah korban yang berani melapor.
Mungkin saya sebagai guru di sekolah dasar dan Kepala Sekolah terbodoh. Bisa
dikelabuhi orang hitam yang sangat menguras dan pikirkan. Serta memiskinkan
saya. Mudah-mudahan korban-korban dengan masyarakat tidak ragu-ragu melaporkan
kejadian penipuan yang sama dengan saya," ucapnya.
Dia mengaku tidak dihipnotis, namun setiap
hari selalu berkomunikasi dengan pelaku saat dihubungi seorang yang mengaku
sang jenderal .
Alhasil, dia menjadi tertarik dengan
iming-iming yang akan diberikan. "Saya terlena dengan apa yang mereka
tawarkan," singkatnya.
Dia pun sempat sakit karena memikirkan hal
ini. Dia pun sudah dimarahi oleh suami dan keluarganya karena harta benda sudah
habis ditipu oleh WNA itu.
Pas setelah penangkapan, jaringan pelaku
sendiri kembali meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada korban
"Saya iyakan saja dan akhirnya polisi
berhasil menangkap mereka," ungkapnya.
Ditempat yang sama, Direskrimum P?olda Metro
Jaya, Kombes Krishna Murti mengambil segepok barang bukti uang Dollar Amerika
yang ditawarkan kepada korban.
Ternyata, Dollar Amerika yang sudah ada cap
UN dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) itu hanya terlihat di bagian depan saja.
Untuk bagian belakangnya hanya kertas kosong.
"Ada cap UN-nya. Jadi dia atasnya uang
ini, seolah-olah USD 50.000, tapi dibaliknya kosong. Hanya tumpukan
kosong," kata Krishna.
Kemudian, korban diajak berbisnis
menghilangkan cap itu agar bisa dicairkan. Tawarannya yaitu sebesar Rp 66
miliar untuk menghilangkan cap UN dari uang Dollar Amerika itu.
"Untuk itu mereka kerjasama. Pelaku
mencontohkan cara menghilangkan cap dengan cara mengosok uang dengan bahan
kimia. Total kerugian satu orang mencapai Rp 800 juta," ungkapnya.
Tiga pelaku berhasil ditangkap yaitu Gabriel
di Hotel Luasa, Kuningan Jakarta Selatan?, 31 Agustus 2015, Jhon K Obioma (36)
di Hotel Dias, Jakarta Pusat
Serta pelaku pemilik rekening penampungan
uang hasil kejahatan, Ceesay Ebrima (45) di Apartemen Puri Kebon Jeruk, Jakarta
Barat pada 4 September 2015.
Beberapa barang bukti dua buah stempel
lambang UN, tumpukan uang Dollar amerika, satu buah koper, kapas dan serbuk
putih, passport dan handphone.
"Barang bukti kita sita seperti cairan
kimia, hairdryer yang digunakan untuk mengeringkan cairan," tuturnya.
(Bintang Pradewo)
SUMBER: TRIBUNLAMPUNG.CO.ID