Demo Turunkan
Jokowi, HMI Kecam Aksi Represif Polisi
Mahasiswa dari
berbagai universitas menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta,
Rabu (20/5). Mereka meminta Joko Widodo dan Jusuf Kalla mundur dari jabatannya
sebagai presiden dan wakil presiden. Foto : Ricardo/JPNN.com
BERITA TERKAIT
Luhut Pastikan
Jokowi Temui Mahasiswa.... Pekan Depan
Kebanyakan
Janji, Mahasiswa Tuntut Jokowi-JK Turun Takhta
Ikut Berorasi,
Luhut dan Andi Malah Dicaci
Jokowi Memihak
Asing, Harga BBM Jadi Mainan
KAMMI Tuding
Jokowi-JK Hanya Berpihak Pada Asing dan Aseng
Mahasiswa Demo
di Depan Istana, Ini yang Dilakukan Jokowi di Luar Jakarta
Seorang
Demonstran Kena Pukul
Demo di Depan
Istana Rusuh, Ada yang Ditangkap
Demo Panas,
Keranda untuk Jokowi-JK Dibakar di depan Istana Merdeka
Jokowi Utus
Luhut Panjaitan Temui Demonstran
JPNN.com
MAKASSAR – Ketua HMI Cabang Makassar, Sulawesi Selatan Hasan Basri Baso tidak
menerima perlakuan polisi yang mengamankan aksi peringatan Hari Kebangkitan
Nasional di halaman kantor DPRD Sulsel, Rabu (20/5).
Aksi yang juga
mengusung menurunkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu diwarnai dengan
penangkapan terhadap 15 pendemo.
Menurut Hasan,
polisi sudah melewati batas karena melakukan penangkapan dan pemukulan terhadap
pengunjuk rasa.
"Saya
sangat mengecam tindakan kepolisian yang membabi buta dan memukuli kader HMI.
Kami melakukan aksi damai,” ujar Hasan seperti yang dilansir Fajar Online (Grup
JPNN.com).
Pada aksi di
DPRD tersebut, mulanya berlangsung damai. Namun tiba-tiba berubah ricuh setelah
terjadi pelemparan hingga menghancurkan kaca jendela kantor DPRD Sulsel dari
arah pengunjuk rasa.
Bahkan beberapa
staf DPRD yang masih menjaga di kantornya meminta pengunjuk rasa yang terbukti
melakukan perusakan kaca kantor diperoses sesuai hukum yang belaku.
“Bila tidak
diproses, maka akan menjadi preseden buruk pada masa mendatang,” ujar staf DPRD
yang minta identitasnya tidak dipublikan.
Polisi
membubarkan aksi mahasiswa dengan gas air mata dan melakukan penyisiran mencari
pelaku pelemparan.
Para pendemo
lari ke rumah penduduk di sekitar Jalan Urip Sumoharjo untuk menyelamatkan
diri. Saat penyisiran, polisi menahan sedikitnya 15 orang pendemo yang diduga
terlibat dalam perusakan kantor DPRD Sulsel.
Beberapa dari
mereka ditangkap saat bersembunyi di showroom Gowa Dinasti Motor di depan
kantor DPRD Sulsel. (jai/awa/jpnn)