WASHINGTON DC
-- Sebuah survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat
saji, menurunkan daya berpikir dan telah memengaruhi prestasi anak.
Salah satunya dilihat dari
proses belajar maupun hasil atau nilai ujian yang diperoleh anak di sekolah.
Di mana survey membuktikan, anak yang tidak mengonsumsi makanan cepat saji
lebih cerdas dalam menerima pelajaran ketimbang sebaliknya.
Dilansir dari Reuters, Ahad (4/1), konsumsi
makanan cepat saji telah menyebabkan nilai tes siswa rendah terutama dalam ilmu
sains seperti matematika maupun kemampuan membaca. "Hasil survey ini membuktikan bahwa konsumsi makanan cepat saji berkaitan
dan merusak hasil akademik anak-anak," kata peneiti studi dari Univeritas
Negeri Ohio dan Universitas Texas.
Dalam hal prestasi, para peneliti menemukan bahwa delapan kelas yang di
dalamnya terdapat anak-anak pemakan makanan cepat saji setiap harinya berada di
belakang anak yang tidak makan makanan cepat saji.
Anak-anak yang tidak mengonsumsi makanan cepat saji lebih unggul empat poin
dalam hal membaca. Sementara pengonsumsi makanan cepat saji tertinggal tiga
poin dalam matematika dan empat poin dalam ilmu sains.
Hubungan antara makanan cepat saji dan prestasi akademik ini tetap utuh dan
relevan bahkan ketika variabel seperti aktivitas fisik, menonton televisi dan
status sosial ekonomi juga turut disertakan dalam penelitian.
Penelitian ini berdasarkan data kuesioner konsumsi pangan 2004 terhadap 11.740
kelas lima di sekolah-sekolah terkait seberapa sering mereka makan di restoran
cepat saji.
Lebih dari dua pertiga mengatakan, mereka makan di sebuah restoran cepat saji
di minggu sebelumnya. Dan hanya lebih dari setengahnya mengatakan mereka makan
di sebuah restoran cepat saji satu sampai tiga kali. Serta 10 persen makan di
satu hari.
Studi ini juga memperingatkan kandungan dalam makanan cepat saji seperti
minyak terhidrogenasi parsial, sumber utama lemak, dan lainnya telah terbukti
dapat meningkatkan kadar kolesterol buruk
SUMBER: REPUBLIKA.CO.ID