Tanggul Kalimalang Jebol, ganggu pasokan air bersih di Bekasi
Pintu Air Kalimalang. ©2013 Merdeka.com
Sekitar 45 ribu pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi
tak dapat aliran air bersih. Penyebabnya, tanggul Kalimalang di Teluk Jambe,
Karawang jebol sehingga mengganggu pasokan air baku ke PDAM tersebut."Sudah dua hari air tidak mengalir, cucian numpuk," kata Anik Ahmad
(30) warga Cikarang Selatan pada merdeka.com, Sabtu (15/11).
Menurut Anik, untuk mencukupi kebutuhan memasak dia harus membeli air mineral
kemasan. Konsekuensinya, biaya yang dikeluarkan lebih besar. "Hanya untuk memasak saja, sementara cucian dibiarkan dulu, karena enggak
ada air," tutur pekerja swasta ini.
Humas PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Endang Kurnaen mengatakan, pelanggan yang
terkena dampak ialah di daerah Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Lemah Abang,
dan Cibarusah. "Khusus untuk cabang Tambun, Rawa lumbu dan Bekasi Kota air
baku sudah mulai normal, karena dibantu dari air Kali Cikarang," katanya."Diusahakan untuk secepatnya perbaikannya segera selesai dan suplai air
baku dari Kali Malang bisa normal kembali. Info dari PJT II (Perum Jasa Tirta
II) perbaikannya sampai 3 hari. Saat ini kami terus berkoordinasi dengan pihak
PJT 2," imbuhnya.
Pasokan air dari Karawang melalui saluran Tarum Barat menurun drastis setelah
tanggul jebol. Padahal, normalnya ialah 28 meter kubik per detik, tapi saat ini
hanya 2,5 meter kubik per detik.
Operator Bendung Bekasi Wildan mengatakan, imbas dari jebolnya tanggul
berdampak pada pengolahan air dari titik jebol hingga ke bendung Cikarang. Sedangkan
dari Cikarang ke Bendung Bekasi pasokan normal karena disuplai dari Kali
Cipamingkis yang kini debitnya naik karena hujan."Dari Bendung Cikarang sebanyak 25 meter kubik per detik. Untuk air ke
Jakarta aman, karena ada tambahan juga dari Kali Bekasi," kata Wildan.
Dia menyebut, terakhir pasokan air dari Karawang normal pada 13 November pukul
07.00 WIB. Sedangkan, pada pukul 08.00 WIB berkurang menjadi 25 meter kubik per
detik, secara bertahap hingga kemarin pukul 11.00 WIB turun drastis hingga 2,5
meter kubik per detik.( Adi Nugroho)
[eko]
SUMBER: Merdeka.com


