Banjir Jakarta (foto: Okezone)
JAKARTA - Pemandangan air menggenang di beberapa titik
Ibu Kota lumrah terjadi saat musim penghujan tiba. Banjir masih menjadi
"tamu" tahunan bagi warga Jakarta.
Banjir dan beberapa faktor lain menyebabkan berbagai
pihak memprediksi Jakarta akan tenggelam dalam sekian tahun ke depan. Namun,
hal ini ditampik oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pasalnya, Ahok mengaku Pemprov DKI telah melakukan berbagai langkah antisipasi
dan pencegahan terhadap banjir.
"Sekarang logikanya mana mungkin tenggelam. Jalur
tengah sudah begitu baik. Pompa semua, waduk sudah siap. Waduk Pluit dan Pasar
ikan (sudah siap). Ciliwung potongan sudah siap. Anda kirim Ciliwung berapa air
pun nggak masalah. Kalau lagi pasang paling enam jam (surut)," kata Ahok di
Balai Kota Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Menanggapi pernyataan bahwa Jakarta akan tenggelam
karena banjir, Ahok hanya menjawab santai. "Memang dari dulu sudah ngomong
tenggelam. Ya berdoalah supaya nggak tenggelam. Supaya membuktikan omongan dia
itu salah," kata dia.
Ahok mengaku saluran air di pusat Jakarta sudah siap
menghadapi debit air yang tinggi di musim hujan ini. Namun untuk wilayah barat
dan timur Jakarta, pengerjaannya masih terus digenjot.
"Tapi untuk barat dan timur belum siap. Kita cuma
siap tengah sekarang," lanjutnya.
Debit air yang tinggi, tambah Ahok, tak akan sampai
menjadi genangan jika PLN tak mematikan sumber listik, yang menjadi tumpuan
beroperasinya pompa penyedot genangan air. Pada musim banjir ini, PLN telah
diinstruksikan untuk meminimalisir pemadaman listrik di kawasan operasi pompa
air dan daerah rawan genangan air.
Tujuannya, agar ketika debit air naik dan terjadi
genangan, pompa bisa cepat mengalihkan air ke saluran yang tepat. "Tahun
lalu juga nggak (akan) ada Istana tenggelam kalau PLN ga matiin lampu
(listrik). Sekarang Kramat Jati banjir, matiin lampu nggak PLN? Nggak ada
tuh," pungkas Ahok. (fid) Reni Lestari