Tengkulak Gabah dari Jateng Lebih Berani daripada Tengkulak Lamongan



Para tengkulak asal Jawa Tengah sedang menyerbu gabah hasil panen di Lamongan dengan harga tinggi bersaing dengan tengkulak lokal, Minggu (6/9/2015). 

 LAMONGAN - Rezeki nomplok, itulah yang kini sedang dirasakan para petani di Lamongan. Panen awal musim kemarau ini harga gabah mencapai Rp 5.200 per kilogram hingga Rp 5.300 per kilogram.
Tak hanya harga tinggi, kualitas gabah juga sangat baik. Itu terjadi karena tanaman padi terhindar dari serangan hama wereng sehingga produksinya sangat meningkat.
"Alhamdulillah harga gabah panen tahun ini cukup tinggi," ungkap Hj Sriah, petani Desa Deket kepada Surya, Minggu (6/9/2015).
Bahkan dimungkinkan harga gabah masih bisa merangkak. Pengaruh tengkulak luar provinsi yang masuk menjajah ke tengah - tengah petani, seperti dari Demak, Kudus, Blora, Cepu dan beberapa daerah di Jawa Tengah.
Yantanya, para tengkulak bisa mewarnai dan harga merangkak naik secara bervariasi.
Ini sangat menguntungkan bagi petani, namun menjadi saingan bagi tengkulak lokal Lamongan. Boleh dikata tengkulak Lamongan kini tersisih dengan tengkulak Jawa Tengah.
Mau tidak mau, pembeli atau juragan gabah banyak yang bersaing ketat. Dan pembeli lokal keteteran melawan tengkulak asal Jateng
Rata - rata tengkulak lokak mematok harga Rp 5.100 per kilogram hingga Rp 5.200 per kilogram. Sedang tengkulak asal Jawa Tengah berkutat pada harga tinggi Rp 5.300 per kilogram.
Praktik berani para tengkulak Jateng membuat petani memihak dan banyak melepas ke tangan tengkulak Jawa Tengah.
Selain itu, para tengkulak bahkan nekat turun ke lahan dan menentukan harga sebelum dipanen petani.
Khoiron, juragan gabah lokal Lamongan kepada Surya mengakui kewalahan menghadapi para tengkulak dari Jawa Tengah.
"Ya mereka (tengkulak Jateng, red) rata - rata mematok harga Rp 5.300,-perkilogram. Kalau bakul Lamongan umumnya hanya berani Rp 5.100 - Rp 5.200 per kilogram," katanya.
Persaingan ini dipastikan akan berdampak pada produksi pengolahan penggilingan padi di Lamongan. Padahal pemilik huller saat ini diminta untuk bisa memasok 50 persen ke Bulog, untuk mencapai target ketahanan pangan nasional (hanif manshuri)

SUMBER: SURYA.co.id
Bagikan berita :
 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. BUANA POST.Com - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI