Helikopter Panther buatan
Prancis yang akan memperkuat TNI AL.
JAKARTA – Panglima TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo memang berjanji akan memperkuat matra laut (TNI-AL)
dan udara (TNI-AU). Hal itu akan dibuktikan dengan mendatangkan sebelas
helikopter antikapal selam (AKS) jenis Panther. Helikopter buatan Prancis itu
akan lengkap menambah kekuatan TNI-AL pada 2017.
”Pada 2016 sudah mulai tiba,
hingga lengkap sebelas di tahun 2017,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AL
(Kadispenal) Laksma Muhammad Zainudin saat dihubungi kemarin (19/9).
Menurut Zainudin, pembelian
helikopter Panther merupakan salah satu rangkaian membangkitkan kembali
Skuadron 100, pasukan helikopter AKS TNI-AL yang disegani di era 1960-an.
Helikopter canggih akan melengkapi kedatangan armada tiga kapal selam kelas
Chang Bogo.
Saat ini tiga kapal selam itu
tengah diproduksi di Korea Selatan dan dijadwalkan selesai pada 2017. TNI-AL
juga berencana memesan kapal selam kelas kilo buatan Rusia dalam waktu
dekat.
Itu semua tertuang dalam revisi
Rencana Strategis MEF (Minimum Essential Force) 2015–2019. Saat ini baru dua
kapal selam yang dimiliki matra penjaga kedaulatan laut Indonesia tersebut.
Zainudin mengatakan, saat ini
TNI-AL sudah memiliki beberapa helikopter. Antara lain helikopter Bell 412,
helikopter BO-105, dan helikopter latih Colibri. Sayang, dia tidak bisa
menjelaskan detail berapa jumlah untuk masing-masing tipe atau jenis.
Ditambah helikopter Panther,
kekuatan TNI-AL pun otomatis akan makin solid.
Helikopter Panther dilengkapi
teknologi sonar DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Alat
tersebut mampu mendeteksi benda yang ada di kedalaman 500 meter dari permukaan
laut.
Bukan hanya itu, dengan
resolusi proses Doppler dan denyut yang panjang, alat tersebut juga bisa
mendeteksi kapal selam meski melaju dengan kecepatan sangat rendah.
Bersama L-3, DS-100 bisa
dipakai untuk mendeteksi, menetapkan target, dan meluncurkan senjata kepada
target kapal selam di kedalaman atau perairan dangkal. (far/ttg)