Aklamasi SBY
Sebelum Kongres Cermin Buruknya Pendidikan Politik (Foto: Okezone)
JAKARTA –
Penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat sudah di depan mata. Namun, prosesi
pemilihan ketua umum partai berlambang mercy itu menimbulkan gejolak lantaran Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mencalonkan diri.
Berbagai manuver
politik yang diduga untuk memenangkan SBY semakin bergeliat, mulai dari
beredarnya surat yang mewajibkan kader Partai Demokrat untuk memilih SBY,
hingga “penjegalan” kader yang tak mendapat undangan hadir di kongres, seperti
dialami Gede Pasek Suardika.
Salah satu
pendiri Partai Demokrat, Raden Mas Haryo Heroe Syswanto NS atau yang kerap
disapa Sys NS mengatakan, sebaiknya SBY memang tak mencalonkan kembali sebagai
ketua umum, karena terlalu rendah bagi suami Ani Yudhoyono itu untuk menduduki
posisi tersebut.
“Pertama, sayang
sekali dengan kapasitas SBY untuk menjadi ketua umum Demokrat. Lebih baik dia
menjadi atau kapasitasnya itu sudah tingkat internasional, atau bisa menjadi
guru bangsa,” ujarnya saat berbincang dengan Okezone, Jumat (8/5/2015).
Sys NS
menegaskan, kalau memang ada upaya untuk memenangkan SBY secara aklamasi boleh
saja dilakukan selama hal tersebut diterapkan di arena kongres yang sedang
berlangsung. Bukan digulirkan saat ini karena akan memberikan pelajaran buruk
bagi pendidikan politik.
“Kalau
(aklamasi) itu dibuat terjadi sebelum kongres itu adalah tidak baik atau buruk
untuk pendidikan politik. Saya berharap floor yang akan memilih nanti,”
ujarnya.
Penyelenggaraan
Kongres Partai Demokrat sedianya akan diselenggarakan pada 11-13 Mei di
Surabaya. Di perhelatan tersebut, partai pemenang pemilu dua kali ini akan
memilih ketua umum yang baru. Adapun beberapa calon yang mencuat di antaranya
SBY, Marzuki Alie, dan Gede Pasek Suardika.( Arief Setyadi)


