Singapura, Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Singapura,
sebagai salah satu dari 10 Rumah Budaya Indonesia di berbagai negara, melalui
berbagai aktivitasnya berupaya terus memperkenalkan warisan budaya Indonesia.
Pada rentang Januari-Maret 2015 telah diselenggarakan berbagai aktivitas di RBI
Singapura, yaitu Pagelaran seni oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Singapura
(PPIS), Coffee Morning dan Workshop Batik bagi Diplomatic Spouses, Movie Screening
dan Pelatihan Seni Budaya Indonesia bagi warga Singapura.
Pagelaran seni oleh Perhimpunan Pelajar
Indonesia di Singapura (PPIS) melibatkan mahasiswa Indonesia yang sedang
belajar berbagai disiplin ilmu di berbagai universitas di Singapura. Para mahasiswa
terlibat dari penulisan naskah, penyiapan panggung, tata cahaya, koreografi
sampai para pemerannya. Tercatat dalam periode tiga bulan ini ada tiga
pagelaran seni. Pertama, InSIGHT 2015: The Reflection, oleh PPI Singapore
Institute of Management, pada 15 Januari 2015, di SIM Performing Arts Theatre.
Kedua, Indonesian Arts Festival (IAF) 2015: Chest of Shadows, oleh PPIS Pusat,
pada 14 dan 15 Februari 2015, di Victoria Theatre Singapura. Ketiga, Gelar
Budaya (GAYA) 2015: Malabero, oleh PPI Singapore Management University, 15
Maret 2015, di SOTA Drama Theatre, Singapura.
Sementara kegiatan Coffee Morning dan
Workshop Batik bagi Diplomatic Spouses berlangsung pada 19 Maret 2015, di Wisma
Duta KBRI Singapura. Kegiatan ini bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan
KBRI Singapura dan Batik House Indonesia, dan diikuti oleh para istri duta
besar dari 26 perwakilan negara-negara asing yang ada di Singapura. Para
peserta lokakarya tersebut berkesempatan langsung membatik di kain sutera dan
hasil karya mereka bawa sebagai suvenir.
Kemudian ada juga kegiatan Movie
Screening yang diselenggarakan pada 22 Maret 2015 di Ruang Riptaloka KBRI
Singapura, yang menayangkan film “12 Menit, Kemenangan untuk Selamanya”. Movie
Screening diselenggarakan dengan bekerja sama dengan PPIS dan FKMIS (Forum
Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura).
Terakhir, RBI Singapura juga mengadakan
kegiatan Pelatihan Seni Budaya Indonesia bagi warga Singapura. Pelatihan rutin
ini meliputi latihan gamelan, tari, dan kolintang. Pesertanya rata-rata adalah
siswa sekolah menengah warga Singapura. Selain melibatkan guru kesenian dari
Sekolah Indonesia Singapura (SIS) dan mahasiswa dari Universitas Pendidikan
Indonesia yang sedang magang di SIS, pelatihan ini juga melibatkan alumni
Darmasiswa.
Kesuksesan kegiatan-kegiatan ini
menunjukkan KBRI Singapura melakukan penetrasi langsung ke masyarakat
Indonesia, Singapura dan asing yang ada di Singapura serta suksesnya strategi
proxy, yaitu senantiasa mendayagunakan peran serta kelompok-kelompok masyarakat
Indonesia di Singapura.
Kehadiran RBI diharapkan dapat
meningkatkan citra budaya adiluhung bangsa Indonesia, menumbuhkan apresiasi,
membangun kesepahaman antarbangsa dan peradaban dunia yang lebih
baik, meningkatkan kerjasama antar bangsa bidang kebudayaan; dan/atau
menyediakan layanan informasi tentang Indonesia. (Ismunandar/Atdikbud
Singapura)
SUMBER: Kemendikbud


