Jakarta, BuanaPost.Com Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menerima aspirasi
perwakilan guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi-red).
Mendikbud mendorong
para guru Mapel (Mata Pelajaran-red) untuk memiliki pola pikir yang positif dan
menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah teknologi. “Jangan buat Indonesia sebagai
negara konsumtif, tetapi jadikan Indonesia pemain dan produktif TIK,” katanya
di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Para perwakilan guru TIK
menyampaikan aspirasi terkait implementasi Kurikulum 2013 dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 yang mengatur peran guru
TIK/KKPI. Pada permen tersebut guru TIK dijadikan sebagai pembimbing dan
fasilitator TIK bagi peserta didik, sesama guru, dan karyawan sekolah dalam
membangun lingkungan TI yang sehat dan produktif di satuan pendidikan.
Mendikbud menyampaikan, saat
ini sedang dilakukan evaluasi atas Kurikulum 2013 termasuk soal TIK. Nantinya,
kata dia, akan dilihat kesesuaiannya sebagai bagian usaha memperbaiki
kurikulum. “Masukan bapak ibu guru ini konstruktif dan aplikatif karena bapak
ibu guru lah yang berada di ruang kelas,” katanya.
Perubahan atas perbaikan
kurikulum, kata Menteri Anies, akan dilakukan secara bertahap termasuk
penambahan atau pengurangan mata pelajaran. Menurut dia, hal ini dilakukan agar
pihak-pihak yang akan mengalami konsekuensi itu bisa disiapkan. “Persoalannya
adalah bagaimana anak-anak kita bisa belajar dengan baik dan para
pengajar-pengajarnya juga ada solusi. Insya Allah akan kita kerjakan dengan
cara bijaksana dan melindungi berbagai macam kepentingan,” katanya.
Menurut keterangan Wijaya Kusumah Sekretaris Jenderal AGTIKKNAS (Asosiasi
Guru TIK dan KKPI Nasional-red) mengatakan bahwa perubahan dan peningkatan Mapel TIK yang sesuai tuntutan zaman dilakukan dengan
bukan menghapus mata pelajaran. Menurut dia, yang harus dilakukan adalah
memperbarui materinya dan melatih guru-gurunya. “Kita tidak ingin selamanya
menjadi konsumen di bidang TIK, tetapi produsen. Kalau mapel TIK dihapuskan
maka bangsa kita hanya menjadi konsumen. Banyak juga setelah mapel TIK dihapus
para guru honorer dan swasta dirumahkan,” papar Wijaya Kusumah.
Arif Rahman perwakilan guru
TIK dari Depok, Jawa Barat harap supaya pelajaran TIK atau KKPI
kembali ke dalam mata pelajaran di kelas dan bukan sebagai bimbingan saja.
“Mapel TIK ini sangat luar biasa kalau dikembangkan,” katanya.
Syamsul Rijal, guru SMPN 6
Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menyampaikan, dirinya
diangkat menjadi guru TIK sejak 2006 dari formasi CPNS guru keterampilan. Meskipun
bukan berlatar belakang TIK namun dipercaya untuk mengajar TIK . “Seiring
berjalan waktu saya ikut sertifikasi dan diakui sebagai guru professional di
bidang TIK,” katanya. Dia berharap agar bisa mengajar mapel TIK kembali.
Bambang Susetyanto, guru TIK
SMPN 1 Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengatakan, dirinya
bersemangat memikirkan anak bangsa terutama di bidang TIK. Menurut dia,
TIK bukan hanya sebagai alat saja melainkan sain yang perlu dipelajari dan
perlu pola-pola cara penyampaiannya. “Seandainya TIK dihilangkan bagaimana
dengan anak kami?” katanya. (Agung SW)
SUMBER: Kemendikbud