Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti
memberi keterangan kepada wartawan usai pelantikannya sebagai Kepala Polri di
Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Jakarta Presiden Joko
Widodo telah membentuk panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (Pansel Capim KPK). Pansel itu dibentuk karena masa pimpinan KPK
periode 2010-2015 akan segera selesai akhir tahun ini
Selain Busyro Muqqodas yang lebih dulu
habis masa tugasnya, ada 4 pimpinan KPK lain yang akan purna tugas pada
Desember mendatang. Yakni Adnan Pandu Praja, Zulkarnaen serta Abraham Samad dan
Bambang Widjojanto yang sudah dinonaktifkan karena terjerat kasus pidana.
Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal
Polisi Badrodin Haiti berharap, pansel KPK yang dibentuk Presiden ini
dapat menghasilkan calon-calon komisioner yang lebih profesional dari
pendahulunya. Tujuannya agar KPK dan Polri dapat berkoordinasi lebih baik,
terutama dalam hal pemberantasan korupsi.
"Kami berharap pimpinan KPK yang
terpilih nanti adalah orang yang bisa bekerja sama dalam upaya memberantas
korupsi baik itu pencegahan maupun penindakan. Sehingga komunikasi, kerja sama
bisa lebih baik lagi," kata Badrodin di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis
(21/5/2015).
Ia menambahkan, hubungan antara Polri
dengan para komisioner KPK yang baru nantinya juga perlu dibangun lebih baik
lagi. Sehingga di masa mendatang tidak terulang lagi gesekan dan konflik antara
KPK-Polri.
"Tentu pola hubungan kami bukan
hanya formalitas di atas kertas sebagai MoU saja. Tidak. Tentu bagaimana
(memperbaiki) komunikasi, terutama pencegahan," kata Badrodin.
Badrodin menyarankan, agar KPK ke depan
lebih mengutamakan pencegahan ketimbang penindakan. Sebab belakangan waktu ini
KPK memang kerap mengedepankan penindakan, semisal melakukan operasi tangkap
tangan (OTT) atau melakukan penyelidikan dari laporan yang masuk.
"(Pencegahan) itu kan lebih baik
dari pada melakukan penindakan-penindakan," ucap Badrodin. (Ali) By Hanz Jimenez Salim
SUMBER: Liputan6.com