Pesawat baru Batik Air seri
Airbus 320 tiba di terminal 1A, Bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,
Jumat (21/11).
JAKARTA -- Direktur Utama Batik Air, maskapai yang
tergabung dalam Lion Group, Achmad Luthfie mengakui penerbangan perdana
pesawatnya sebagai langkah awal pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma oleh
Lion Group.
"Ya boleh dibilang salah
satunya seperti itu, ya kita minta izin dulu kan yang punya izin bukan
kita," kata Luthfie usai penerbangan perdana Batik Air dari Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (2/4).
Luthfie mengatakan saat ini
pihaknya tengah mengajukan izin kepada pihak-pihak yang terkait untuk
mengembangkan bandara yang saat ini masih di bawah pengelolaan TNI Angkatan
Udara dan Angkasa Pura II itu.
Dalam kesempatan yang sama,
Direktur Umum Lion Group Edward Sirait mengatakan proses perizininan tersebut
masih berjalan, namun ia menampik bahwa penerbangan Batik Air merupakan langkah
awal pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma.
"Bicaranya satu-satu,
Batik ya Batik, bandara ya bandara. Tidak ada bandara di Indonesia yang khusus
dan terbatas, tetap statusnya bandara umum," katanya.
Dia mengatakan untuk saat ini
belum ada rencana untuk mengoperasikan pesawat dari maskapai Lion Group
lainnya, masih sebatas Batik Air.
Sebelumnya, Lion Air berkeja
sama dengan Induk Koperasi TNI Angkutan Udara (Inkopau), membentuk perusahaan
patungan bernama PT Angkasa Transportindo Selaras dengan porsi Lion Group 80
persen dan Inkopau 20 persen.
Rencana pengoperasian tersebut
sudah diprakarsai sejak 10 tahun yang lalu, yakni pada 2006, perusahaan milik
Rusdi Kirana itu telah meneken perjanjian kerjasama pemanfaatan lahan di Halim
seluas 21 hektare (ha). Melalui perjanjian itu, Lion Group berkesempatan
mengelola Halim hingga tahun 2025.
Untuk pengembangannya, Lion
menggandeng PT Adhi Karya Tbk sebagai pembuat desain dan kontraktor.
Pada tahap awal pengembangan, Lion memberi tenggat waktu kepada Adhi Karya untuk menyelesaikan perluasan terminal, membangun taxi way, apron, gate dan garbarata selama sembilan bulan.
Pada tahap awal pengembangan, Lion memberi tenggat waktu kepada Adhi Karya untuk menyelesaikan perluasan terminal, membangun taxi way, apron, gate dan garbarata selama sembilan bulan.
Dengan asumsi pekerjaan
konstruksi dimulai bulan depan, Lion memprediksi bisa mengoperasikan Halim
mulai Juli 2015.
SUMBER: REPUBLIKA.CO.ID