Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal
semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan
Sunda yang beribukota di Pajajaran.
Kemudian pada masa masuknya Islam
dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa diperebutkan antara
kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil
menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini
mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun
pada awal tahun 1970-an, nama kuno “Sunda Kelapa” kembali digunakan
sebagai nama resmi pelabuhan tua ini.
Sunda Kelapa adalah nama salah satu
pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar
pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya
ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527.

Kala itu Sunda Kelapa milik Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu kerajaan Tarumanagara.
Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan bahasa Malayu yang umum di Sumatera, yang kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda
Pada jaman penjajahan Belanda, tempat ini
merupakan pelabuhan utama, namun seiring jalannya waktu tempat yang
mempunyai arti sejarah bagi kota Jakarta ini menjadi terlupakan. Saat
ini pelabuhan ini menampung kapal phinisi yang berlayar menuju Jakarta
untuk membawa kayu dari daerah lainnya di Indonesia ke Jakarta.
Museum Bahari Jakarta juga terletak di
Sunda kelapa ini yang menghadirkan sejarah kelautan Indonesia pada
umumnya dan Jakarta pada khususnya. Selain itu tempat ini merupakan
salah satu daya tarik wisata yang dihadiri tidak saja masyarakat Jakarta
namun juga dari luar Jakarta. Salah satu yang sering dilakukan orang
jika berjalan-jalan ke Sunda Kelapa ini adalah mengabadikan suasana
pelabuhan tradisional mulai dari bersandarnya kapal hingga orang bongkar
muat. Sunset di tempat ini terbilang cukup indah jika tidak tertutup
awan.